Saturday, April 30, 2011

Rafting yang terakhir....

Begini ceritanya .....
pada masa dulu menuntut ilmu di universitas ,ve tertarik dan mengikuti perhimpunan mahasiswa pencinta alam atau lebih di kenali sebagai MAPALA ,mengikuti organisasi kampus itu ternyata banyak manfaatnya tetapi ada juga kekurangannya tergantung bagaimana kita membawa diri,ve memang suka pecinta alam sejak sekolah menengah lagi antara aktifiti yg pernah ve lakukan ,panjat tebing /rock climbing di tepi pantai siung gunung kidul,yogya,naik gunung/mountainering merbabu , sumbing , lawu dan merapi...susur gua/caveing vertikal dan horizontal dan yang paling mengasyikkan adalah arung jeram /rafting ,pengalaman pertama di sungai Elo magelang bersama teman2 kampus dulu hmmm memang sangat mencabar dan menyeronokkan dan menjadi memori yg indah untuk dikenang ..nah pd awal tahun 2011,tepatnya 1 januari ve teringin sekali rafting ditambah lagi bulan march ve dah akan melangsungkan pernikahan sudah tentu setelah menikah pasti suami ve tak bagi izin untuk melakukan aktifiti lasak seperti ini ...pikir apa lagi langsunglah ve ke surabaya untuk menjumpai 2 org teman ve..sampai disana ve jalan ke surabaya city di mulai dari museum sampoerna,suramadu ,masjid sunan ampel nah di masjid ini seperti perkampungan arab lho...banyak barang2 yg dijual pun serba berbau arab ,untuk peminat telekung dan jubah ,kaftan smuanya murah disini apalagi kalo di bandingkan dgn uang ringgit cuma sikit aja berbaloi lah kalo beli...setelah itu ve melanjutkan perjalanan ke gunung bromo ...banyak juga peminat bromo ini baik dari org Indonesia sendiri ,maupun luar negara, waktu di kawah bromo ve terjumpa juga orang Malaysia lhooo...mereka satu team pelajar entah ve lupa dr university mana..tapi sayang waktu ve kesana gak bisa lihat matahari terbit pdhl udah nunggu dari jam 3 pagi ,dan melawan dingin serta kabus pagi eh gak nongol juga tertutup awan...tapi gak papa yang penting ve sudah menjejakkan kaki di bromo..hehehhehe setelah pulang dr bromo ve melanjutkan perjalanan lagi ke probolinggo jawa timur mau apa lagi rafting lah di sungai pekalen..sampai di sana sudah agak malam dan kami bermalam di guest house,menjelang pagi kami langsung menuju ke camp start awal kami cuma bertiga otomatis satu perahu ..harga sewa termasuk pemandu nya 2 juta perperahu include makan n minum...nasib baik pagi itu ada banyak team lain yg berarung jeram jadi kami gak sendirian acaranya jadi rame....
Sungai Pekalen Atas ini masih sama terletak di desa Ranu Gedang, kecamatan Tiris, kabupaten Probolinggo, propinsi Jawa Timur. Dinamakan desa Ranu Gedang, karena di desa ini banyak terdapat pohon pisang (dalam bahasa jawa pisang disebut Gedang). Pekalen Atas memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi untuk berarung jeram dibandingkan dengan Pekalen Bawah. Bersumber dari mata air Gunung Argopuro dan Gunung Lamongan dengan lebar sungai rata-rata 5-20 meter dan kedalaman air kurang lebih 1-3 meter.





Jarak pengarungan dari Start-Finish kurang lebih 12 kilometer yang ditempuh selama 3,5 jam. Jumlah jeram sekitar 50 buah seperti Welcome, Batu Jenggot, Pandawa, Rajawali, Xtravaganza, KPLA, Tripple Ace, The Fly Matador, Hiu, Cucak Rowo, Long Rapid, Good Bye. Ada pula Jeram Inul, disebut demikian karena untuk melewati jeram itu, setiap peserta harus “bergoyang bak Inul”. Tingkat kesulitan arung jeram disini yaitu grade II sampai III+.

Untuk menemukan lokasi basecamp dari Songa atau Noars tidaklah begitu sulit karena dari jalan raya Probolinggo tinggal melihat papan petunjuk besar yang terletak di pinggir jalan. Dari jalan raya ini harus menempuh jarak sekitar 15 km untuk sampai ke basecamp. Sayangnya kondisi jalan menuju kesana tidak begitu bagus, sehingga mau tidak mau memaksa para pengunjung terlebih dahulu harus berarung jeram melawati jalan akses yang berlubang-lubang. Perjalanan dari jalan raya sampai ke basecamp ini memakan waktu sekitar 1 jam.

Tiba di basecamp, kami dipersilahkan dulu beristirahat sejenak sambil disuguhi makanan kecil berupa pisang rebus dan minuman yang dinamakan Poka, yang terbuat dari teh dicampur jahe, keningar dan kayu manis. Diberi kesempatan juga untuk berganti pakaian dengan pakaian yang memang siap untuk basah karena pasti akan terciprat derasnya air sungai. Para penikmat wisata arung jeram dilengkapi pelindung keselamatan seperti helm dan jaket pelampung, serta dipandu oleh seorang guide yang telah terlatih dan berpengalaman. Perahu karet yang dipakai adalah jenis inflatable raft yang memang diperuntukkan untuk melewati jeram dengan aman karena berisi udara yang dapat meredam benturan antara badan perahu dengan bebatuan jeram.

Sebelum berangkat peserta akan diberi penjelasan singkat tentang cara berarung jeram. Disini peserta akan dikenalkan dengan beberapa istilah yang dipakai. Seperti “Maju” yang berarti mendayung maju, “Mundur” yang berarti mendayung mundur, “Stop” berarti berhenti mendayung, “Kiri Mundur” yang berarti pendayung kiri mendayung mundur dan pendayung kanan tetap mendayung maju, “Kanan Mundur” berarti pendayung kanan mendayung mundur dan pendayung kiri tetap mendayung maju, “Pindah Kiri/Kanan/Belakang” yang berarti peserta harus pindah duduk ke arah yang diperintahkan dan yang paling penting yaitu “Boom” yang berarti peserta harus duduk di lantai dalam perahu dan mengangkat dayungnya menghadap ke atas – ini dilakukan apabila melewati jeram yang sangat deras dengan dinding samping yang sangat sempit.

saat menuju ke lokasi, kami naik mobil pickup terbuka. Dengan posisi berdiri dapat menampung sekitar 12 orang dan harus berpegengan erat di pegangan pinggir mobil karena jalan yang dilalui lumayan menanjak naik turun. Sayangnya sesudah turun dari mobil,kami masih harus menyusuri jalan setapak yang lumayan jauh dan curam, sehingga stamina banyak terkuras disini. Malahan dapat dikatakan capeknya disini bukan karena arung jeramnya tetapi karena jalannya ini.

Start point dari arung jeram ini berada di dusun Angin-angin, Desa Ranu Gedang. Di tengah-tengah perjalanan akan berhenti di Rest Area Kedung Adem-adem disuguhiair kelapa muda yg fresh . Sungguh pas dinikmati di tengah dinginnya deburan air sungai Pekalen. Finish point-nya terletak di Dusun Gembleng, Desa Pesawahan.

Selama perjalanan banyak pemandangan seperti indahnya 7 air terjun (diantaranya bernama Air Terjun Angin-angin), goa-goa kelelawar dan struktur batuan alami. Sungguh menakjubkan air terjun yang ada disana. Masih begitu alami dan airnya masih begitu jernih dan segar. apalagi oleh guide-nya, peserta sengaja diberhentikan tepat di bawah derasnya guyuran air terjun. Goa kelelawarnya pun masih begitu lengkap dengan ratusan kelelawar yang sekali-kali memekik dan beterbangan kesana-kemari. Bau anyir dari kelelawar dan kotorannya begitu terasa ketika melewati sana. Terdapat pula tempat untuk terjun bebas dari ketinggian sekitar 5 meter. Tempat yang pas untuk melepaskan ketegangan.

Berarung jeram disini memang begitu menyenangkan. Dijamin rasa penat dan capek pun hilang begitu melihat keindahan dan merasakan serunya ber-arung jeram di sini. Suasananya pun begitu tenang sehingga membuat kita tidak habis-habis mengagumi ciptaan Tuhan ini. Jalur setelah Finish Point belum dibuka karena terlalu terjal, sempit dan berbatu sehingga tidak dapat dilalui oleh perahu.

setelah itu kami kembali harus menyusuri jalan setapak dan dinaikkan lagi ke mobil pickup. Sesampainya di basecamp langsung membersihkan badan dan berganti pakaian. Sesudah itu semua, sajian yang menggoda selera siap menggoda. Tempe, tahu dan ikan penyet, urap-urap dan lodeh siap mengenyangkan perut kami yang energinya begitu terkuras setelah berarung jeram. begitulah cerita petualangan lasak ve sebelum menikah dan mungkin itu untuk yang terakhir kalinya karena sesudah menikah tanggung jawab ve sudah lain dan harus menjadi lebih dewasa apalagi sekarang sudah menjadi seorang ibu....

2 comments:

  1. Saya saja yang rumahnya dekat belum pernah kesana. Jadi pengen, seru kayaknya.

    ReplyDelete
  2. hmmm coba aja ke sana pasti ketagihan rafting lagi...

    ReplyDelete